Minggu, 12 April 2015

Sidang Umum Jemaat GKPI Rawamangun Pada Minggu "QUASIMODOGENITI"

Pada hari Minggu, 12 April 2015 ini, GKPI Rawamangun mengadakan Periodesasi Jemaat dengan Agenda Sidang Umum Jemaat GKPI Rawamangun untuk Periode 2015 - 2020. Minggu ini juga dinamai "Quasimodogeniti", yaiu hari ke-delapan sesudah Paskah. Dalam bahasa Latin, secara kasar hal tersebut juga berarti seperti bayi yang baru lahir (wikipedia ).

Pendeta Irvan Hutasoit, membawakan firman Tuhan dengan nats yang terambil dari 1 Yohanes 1:1-10. Pak Pendeta memulai khotbanya dengan mengangkat fenomena penggunaan "gadget" yang hampir menjadi budaya orang modern saat ini. Fenomena tersebut disebutkan mengakibatkan masyarakat menjadi anti sosial dalam bersikap, dan menempatkan orang seakan menjadi pemilik ruang dan waktu. Interaksi sosial yang real seakan tidak lagi dilakukan dalam bermasyarakat, bersosial dalam hubungannya dengan komunikasi. Gaya dan budaya "gadget" tersebut disinggung menjadi penyebab sikap hidup yang egosentris menurut Pendeta Irvan Hutasoit.

Gaya egosentris yang demikian bila dihadapkan pada fakta penciptaan telah menempatkan keunikan penciptaan menjadi terabaikan. Keunikan telah diciptakan oleh Tuhan agar dapat menempatkan manusia bisa saling berkomunikasi dalam hubungannya dengan sosial. Disampaikan bahwa melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, menunjukkan bahwa Tuhan Yesus terbuka menerima pihak manusia yang justru berbeda status dengan dirinya.

Spritualitas persaudaraan yang ditanamkan oleh Tuhan Yesus mesti dijadikan gaya hidup bagi orang yang percaya kepada Tuhan. Hal tersebut disebutkan dalam khotbah Pendeta Irvan adalah ;
  • manusia harus sadar dalam pembangunan komunitas ada satu fakta yang harus disadari yaitu adanya keunikan dari masing-masing orangg untuk saling menerima satu sama lain. Diungkapkan dalam Nats 1 Yohanes 1:5 "Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan", dan terang yang dimaksud adalah sebagai spritualitas yang membuka diri kepada perbedaan, sekaligus masing-masing orang untuk menerima perbedaan tersebut.
  • sifat yang terbuka kepada perbedaan justru menempatkan manusia pada semangat persaudaraan. Dalam Mazmur 133, "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun !". Kalimat yang sangat tegas dan diakhiri dengan tanda seru.
  • persekutuan dapat dibangun bila masing-masing didalam ruang lingkup persekutuan itu hidup dalam semangat persaudaraan.

Relevansinya buat GKPI Rawamangun adalah dengan akan dilaksanakannya Sidang Umum Jemaat agar keberlanjutan pelayanan itu menjadi sesuatu yang mulia ditengah-tengah Jemaat, maka menjadi penting untuk merajut perbedaan yang ada di antara warga Jemaat menjadi bentangan persaudaraan indah.

Pendeta Irvan Hutasoit kemudian mengatakan untuk tidak mengutamakan proses jalannya periodesasi itu melainkan setelah periodesasi tersebut, pelayanan apa saja yang masih kita lakukan untuk menjangkau yang belum terjangkau (to reach unreach). Dengan demikian, menurut Pendeta Irvan Hutasoit, bagi warga Jemaat bukan SIAPA yang terpilih, melainkan APA dan BAGAIMANA setelah terpilih. 

Paparan khotbah Pendeta Irvan Hutasoit di atas menurut kami tidak seluruhnya mengarah kepada persoalan yang selama ini terjadi di GKPI Rawamangun, yakni terpilihnya anggota majelis Jemaat yang tidak sesuai dengan talenta dan bidang kerjanya. Pernyataan keunikan masing-masing orang memang sudah menjadi bagian natural dari penciptaan, bahwa tidak ada yang sama untuk setiap orang apalagi talenta dan keahlian orang tersebut. Mengetengahkan keunikan dari setiap orang dalam menciptakan persamaan   mengungkapkan kegalauan sebelum pemilihan Periodesasi, karena sudah harus memberikan hal yang tidak perlu diragukan dalam kondisi seperti itu. 

Kegalauan sebelum periodesasi terjadi dengan adanya dinamika dalam proses pemilihan serta adanya catatan-catatan yang perlu direview oleh warga Jemaat dalam pelaksanaan pemilihan diberikutnya. Syarat dan ketentuan serta aturan teknis yang tidak terlalu ketat menyebabkan pemilihan tersebut menjadi banyak terinterverensi dengan berbagai aturan kondisi teknis ditengah-tengah pemilihan. 

Interupsi dan pertanyaan yang dilakukan selama periodesasi berlangsung dilakukan hanya oleh warga Jemaat tertentu saja dan kurang memperhatikan pendapat warga Jemaat lainnya sebagai masukan pembanding. Kurangnya sosialisasi dari Panitia pemilihan kepada warga Jemaat juga dianggap menyumbang ketidaksignifikannya proses pemilihan, karena beberapa kali terkendala oleh persoalan teknis yang harus dilemparkan lagi kepada Sidang Umum Jemaat. 

Inti dari informasi ini adalah bahwa meskipun terjadi kegalauan dalam proses periodesasi GKPI Rawamangun dan orang yang terpilih sebagian masih dianggap tidak sesuai dengan talenta dan keahliannya pada bidang yang terpilih, namun umumnya Periodesasi GKPI Rawamangun berjalan dengan lancar dan sukacita diantara warga Jemaat.
Sampai menjelang berakhirnya periodesasi, warga Jemaat yang mengikuti masih terbilang cukup ramai mengikutinya. Ada ketidak puasan dan ada kepuasan dari hasil Periodesasi ini terhadap Panitia Pemilihan, maupun   orang-orang yang terpilih, itu sudah menjadi keputusan yang diambil dalam Sidang Umum Jemaat kali ini.

Semoga Pengurus Harian Jemaat, Ketua Seksi Kategorial maupun Pengurus Non Kategorial dari Periodesasi 2015 - 2020 diberikan hikmat dan kebijaksanaan dalam menjalankan tugas sebagai pelayan di GKPI Rawamangun. Relevansi dari egosentris yang terdapat dalam khotbah sebelumnya sebagai akibat dari teknologi maju, yaitu "Gadget" tidak lagi menjadi kambing hitam mengabaikan Kasih Tuhan dalam menciptakan keunikan dan bersosial. Kiranya teknologi tidak lagi menjadi acuan yang sering kali diserang sebagai bahan pembuat ketidakserasian dan menjadi pokok persoalan yang harus dijauhkan dari kehidupan spritual kita. Bagaimanapun juga, teknologi adalah bagian dari buah pemikiran dan karya manusia yang memiliki talenta dan keunikan yang lain yang diberikan Tuhan sebagai kepintaran, dan penggunaan teknologi tidak dianggap sebagai bidat yang menyesatkan bagi keimanan kita sebagai pengikut Kristus. Dengan tidak menjerumuskan teknologi sebagai biang keladi dari kejatuhan manusia kedalam proses keimanannya, maka kita juga patut mensyukuri bahwa teknologi juga berperan besar buat Kemuliaan Nama Tuhan.

Apapun hasil Periodesasi 2015 - 2020 GKPI Rawamangun, baiknya kita warga Jemaat sama-sama berkarya dan membangun kembali GKPI Rawamangun agar lebih mementingkan pelayanan dan kasih Tuhan. Bagaimanapun, sebentar lagi GKPI Rawamangun akan berusia 50 tahun, dimana masa-masa awal pelayanan Jemaat dianggap sangat sulit pada waktu berdirinya. Kita, harus semakin tersungkur dan berdoa serta bersama-sama bahu membahu membina GKPI Rawamangun ke arah pelayanan yang sesungguhnya. 

Syaloom,

-GKPI-